Salah Kaprah Pemaknaan Imsak, Ini Pendapat Ustaz Adi Hidayat

01 April 2023 20:12

Kota Malang, SJP - Bulan Ramadan sudah berjalan memasuki hari ke-11.U mat muslim tentu sudah menjalankan berbagai amalan serta ketentuan-ketentuan puasa sesuai syariat Islam.
Boleh percaya atau tidak, masih banyak di antara umat muslim yang masih termakan dengan budaya atau narasi yang tidak tepat mengenai salah satu ketentuan dari puasa.
Yang dimaksud ketentuan puasa di sini adalah terkait istilah imsak yang selama ini dipercaya sebagai waktu berhenti makan sebelum subuh.
"Masih banyak dari umat muslim yang salah dalam pemaknaan esensi dari imsak tersebut," kata Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya yang tersebar lewat video.
"Kalau subuh masih boleh makan?" tanyanya kepada jemaah yang mendapat jawaban, "Tidak."
"Kalau imsak?" tanyanya lagi untuk memastikan boleh makan atau tidak.
Pertanyaan itu mendapat jawaban serentak dari jemaah, "Iya (boleh makan)."
"Lho salah kan. Ini kerancuan yang luar biasa dan sudah menjadi kesalahan yang sudah meluas," ujar Ustaz Adi Hidayat yang dikenal dengan sebutan UAH.
UAH lantas melanjutkan penjelasan jika istilah imsak itu sebenarnya adalah nama lain dari puasa.
"Silakan dilihat di kitab fiqih manapun (dari yang paling tebal hingga paling tipis), bahwa secara bahasa shiyam dan shaum artinya sama dengan imsak, yaitu puasa," lanjutnya.
Imsak, sambungnya, merupakan nama lain dari puasa, yang secara keseluruhan mempunyai 3 nama (bisa disebut shiyam, shoum, maupun imsak) yang ketiganya mempunyai arti menahan/ puasa.
"Karena itu kalau sudah (masuk waktu) imsak, artinya sudah (masuk waktu) puasa. Imsak itu artinya puasa," tambah ustaz berkacamata tersebut.
Artinya, saat tiba waktu imsak umat muslim sudah tidak diperbolehkan makan, minum atau melakukan aktivitas lain yang membatalkan puasa.
Ustaz Adi Hidayat melanjutkan, jika letak kesalahan dari pemaknaan imsak ini adalah menempatkan istilah imsak bukan pada tempatnya.
"Seharusnya imsak itu waktunya sama dengan azan subuh. Kalau nanti bikin kalender lagi imsaknya sama dengan subuh," lanjutnya dengan sedikit candaan.
Dalam bahasa arab sendiri juga dijelaskan jika penamaan yang tepat untuk pengingat sebelum puasa sejak zaman Nabi SAW adalah tanbihun.
"Yang sebelum subuh apa namanya? Namanya adalah tanbihun, dalam bahasa arab artinya pengingat/ peringatan. Hal tersebut sudah berlaku sejak zaman Nabi Saw," tambah Ustaz Adi Hidayat.
Dikisahkan pada saat itu, tepatnya pada saat bulan ramadan, petugas azan ada 2 orang.
"Azan pertama dilakukan oleh Bilal. Kalau Bilal sudah azan selanjutnya Abdullah bin Masud akan membaca 50 ayat Al quran. Di sini orang-orang sudah tau bahwa sebentar lagi waktunya sudah fajar. Tanbihun...tanhibun...tanbihun. Peringatan...peringatan..peringatan! Percepat makannya sebentar lagi fajar tiba," ujarnya mengisahkan pada saat zaman Nabi SAW.
Setelah azan pertama dan dilanjutkan pembacaan sekira 50 ayat suci Al quran tersebut kemudian langsung dilanjutkan pengumandangan azan yang kedua sekaligus menandai imsak atau dimulainya puasa.
"Lalu kemudian dilanjutkan azan kedua yang saat itu dilakukan oleh Abdullah bin Ummi-Maktum. Imsak, imsak, berhenti, berhenti, tahan. Sekarang waktunya puasa. jelas sampai di sini?," tandas Ustaz Adi Hidayat kepada para jamaah.(**)
Pewarta: Donny Maulana
Editor: Vebriansyah
Tags
Salah Kaprah Pemaknaan Imsak, Ini Pendapat Ustaz Adi Hidayat
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah