Tradisi Resik Lawon, Ritual Suku Osing Banyuwangi Sambut Puasa Ramadan

06 Maret 2023 12:44

Kabupaten Banyuwangi, SJP - Ritual Resik Lawon mewarnai penyambutan bulan puasa Ramadan di Banyuwangi.
Ritual dilakukan oleh masyarakat Suku Osing di makam Ki Buyut Cungking, Kelurahan Mojopanggung.
Ritual Resik Lawon berasal dari bahasa Jawa. Resik artinya bebersih dan Lawon artinya kain kafan.
Selaras dengan artinya, ritual dilakukan dengan mencuci kelambu putih yang selama ini menjadi penutup makam yang dipercaya masyarakat sebagai makam sesepuh Banyuwangi tersebut.
Ritual dimulai dengan nyekar dan doa bersama di makam buyut Cungking. Setelahnya warga ramai mencopti seluruh kain yang melingkar menutupi makam.
Kain kemudian dimasukkan ke dalam anyaman bambu. Setelahnya dibawa ke sumber mata air Krembangan, kurang lebih 2 kilometer jauhnya.
Seluruh masyarakat yang ikut berjalan kaki sambil memikul lawon. Tidak boleh ada yang membawa kendaraan.
Setiba di lokasi mata air, masyarakat langsung mencuci kain tersebut. Yang unik, selama mencuci, warga berebut air perasan dari kain lawon.
Mereka berkeyakinan, air tersebut membawa berkah kesehatan dan keselamatan.
Usai dicuci, kain lawon dibawa ke balai tajuk, sebuah pendopo beratap jerami. Lagi-lagi, warga berjalan kaki. Di balai tajuk, seluruh kain lawon diperas lagi, airnya juga diambil.
Kain lawon dijemur di sepanjang jalan. Ritual diakhiri dengan pemasangan kembali lawon menjelang sore disertai selamatan.
"Ini adalah tradisi turun temurun menjelang puasa ramadan. Kami membersihkan lawon penutup makam Buyut Cungking," kata Jam'i Abdul Gani (65), juru kunci makam Buyut Cungking.
Dia menyebut tradisi ini merupakan sebuah filosofi. Membersihkan lawon memiliki makna yang artinya sebelum memasuki puasa, warga harus membersihkan hati.
"Sehingga, ketika menjalani puasa selama sebulan penuh bisa berjalan lancar," ujarnya.
Sebagai informasi, Ki Buyut Cungking memiliki nama asli Ki Buyut Wongso Karyo.
Tokoh ini diyakini berperan dalam membangun peradaban di wilayah Kota Banyuwangi. Makam yang dikeramatkan warga ini sejatinya adalah petilasannya.
Dari sejumlah penilitian, sosok Buyut Cungking diyakini hidup sekitar tahun 1536-1580. Selain petilasan, tokoh ini meninggalkan sejumlah benda purbakala. Diantaranya, keris, tombak, lontar dan beberapa batuan kuno. (M.Ikwan)
Tags
Tradisi Resik Lawon, Ritual Suku Osing Banyuwangi Sambut Puasa Ramadan
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah