Senin, 05 Juni 2023
Kesehatan

Meski Sudah 11,6 Persen Inilah Upaya Pemkab Mojokerto Turunkan Angka Stunting

profile
Andy

10 Februari 2023 16:31

1.4k dilihat
Meski Sudah 11,6 Persen Inilah Upaya Pemkab Mojokerto Turunkan Angka Stunting
Salah satu siswi SMKN 1 Kemlagi saat meminum tablet tambah darah, Kabupaten Mojokerto, Jumat (10/2/2023). (Andy Yuwono / SJP)

Kabupaten Mojokerto, SJP - Angka stunting di Kabupaten Mojokerto, turun dari 27,4% pada tahun 2021 ke angka 11,6 Persen pada tahun 2022.

Angka ini diperoleh berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus berkomitmen mengentaskan kasus stunting hingga nol persen.

Hal tersebut disampaikan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kamis (10/2/2023). 

Oleh karena itu, ralam rangka memperingati Hari Gizi Nasional tahun 2023, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengajak seluruh siswi SMKN 1 Kemlagi minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara serentak

"Tujuannya, agar para remaja putri (rematri) atau siswi kedepannya yang menjadi calon ibu dapat terhindar dari anemia," ungkap dr Ikfina Fahmawati ketika diwawancarai suarajatimpost.com.

Bertajuk 'Cegah stunting melalui remaja bebas anemia' tersebut, pelaksanaan gebyar Hari Gizi Nasional tahun 2023 itu dikemas dalam Jumat CERIA (Cantik, Enerjik, Rajin, Inovatif, dan Aktif). 

Pada momen itulah, Bupati Ikfina secara simbolis melepaskan balon ke udara dalam memperingati Hari Gizi Nasional tahun 2023. 

Ia juga berkesempatan melakukan sesi tanya jawab dengan para siswi terkait Hari Gizi Nasional, PERSAGI, sel darah merah, dan anemia. Serta menyerahkan hadiah berupa kaos bagi siswi yang dapat menjawab pertanyaannya.

Dalam sambutannya, Ikfina Fahmawati yang juga seorang dokter itu menjelaskan, bahwa pelaksanaan minum TTD secara serentak merupakan program dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan yang harus dilakukan di seluruh Indonesia. 

"Oleh karena saat ini bangsa Indonesia telah menghadapi masalah yang besar yaitu terkait dengan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia yang disebut dengan stunting," jelas Ikfina. 

Menurutnya, stunting ini adalah kondisi gagal tumbuh pada balita karena pada saat ibunya hamil, ibunya mengalami kurang darah atau anemia. 

"Kurang darah atau anemia pada ibu hamil dikarenakan ternyata sejak ibu hamil ini, yang masih menjadi calon ibu sudah mengalami anemia kronis," terang Ikfina setelah melaksanakan senam bersama, dalam agenda Jumat Ceria di SMKN 1 Kemlagi, Jumat (10/2/2022).

Ikfina juga menjelaskan, kekurangan darah atau anemia kronis pada siswi dapat disebabkan dari menstruasi setiap bulan yang dialami oleh wanita. 

"Saya mengimbau kepada seluruh siswi SMKN 1 Kemlagi untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, karena zat besi menjadi salah satu faktor utama dalam memproduksi sel darah merah pada tubuh. Selain itu, kebutuhan zat besi pada tubuh sebesar 15 mg setiap harinya," cetusnya.

Lebih lanjut, Ikfina menyampaikan makanan  yang mengandung zat besi yaitu bayam, daun ketela, kacang-kacangan, jeroan, tapi lebih tepatnya adalah hati. 

"Jadi makanan yang paling tinggi kandungan zat besinya yaitu kacang-kacangan, hati, bisa hati ayam, hati kambing, hati sapi, kemudian kuning telur. Karena faktanya 30 persen atau 1/3 remaja putri di Indonesia mengalami kondisi yang namanya anemia atau kekurangan darah,” ujarnya.

Nampak hadir, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Ulum Rokhmat, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Ninik, Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Provinsi Jawa Timur Agus Sri wardoyo Kepala Puskesmas Kemlagi, Kepala SMKN 1 Kemlagi Agus Ubaidillah, dan Forkopimca Kemlagi. (Andy Yuwono)

Editor: Doi Nuri 

Tags
Anda Sedang Membaca:

Meski Sudah 11,6 Persen Inilah Upaya Pemkab Mojokerto Turunkan Angka Stunting

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT