Selasa, 28 Maret 2023
Kriminal

Inilah Alasan Makam Mahasiswa Pelayaran Asal Mojokerto Dibongkar

profile
Andy

07 Februari 2023 23:11

1.2k dilihat
Inilah Alasan Makam Mahasiswa Pelayaran Asal Mojokerto Dibongkar
Proses ekshumasi yang dilakukan oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim dan tim Polrestabes Surabaya, Selasa (7/2/2023) (Andy Yuwono/SJP)

Kab Mojokerto, SJP - Diduga tewas akibat penganiayaan, makam Muhammad Rio Ferdinan Anwar (19) dibongkar, Selasa (7/2/2023) siang.

Almarhum adalah mahasiswa Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya asal Dusun Pudakpolo, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.

Kematian putra sulung Muhammad Yani, anggota Polsek Kutorejo itu meninggalkan banyak kejanggalan, sehingga membuat keluarganya mecurigai Rio tewas dianiaya seniornya.

Proses ekshumasi yang dilakukan oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim dan tim Polrestabes Surabaya ini pun disaksikan puluhan warga yang sejak pagi mengerumuni area pemakaman umum Dusun Pudakpolo di belakang asrama Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jatim tersebut.

Ekshumasi adalah penggalian mayat kembali terhadap mayat yang telah dikubur. Ekshumasi ini dilakukan sekitar pukul 11.00.

"Tujuan ekshumasi agar tim forensik Polda Jatim bisa menentukan penyebab kematian sehingga penting sekali dalam rangka penyidikan," ungkap Kanit Resmob Polrestabes Surabaya AKP Zainul Abidin di lokasi.

Ekshumasi dilakukan setelah keluarga meminta supaya jenazah Rio diotopsi ulang. Mereka menganggap kematian mahasiswa semester pertama Poltekpel Surabaya itu tidak wajar. 

"Sebelumnya sudah dilakukan otopsi visum luar. Karena ini menyangkut nyawa seseorang, atas koordinasi dengan pihak keluarga kami lakukan ekshumasi," tandasnya.

Sebelumnya, Rio meninggal Ahad (5/2/2023) malam di kampus Politeknik Pelayaran Surabaya di Jalan Gunung Anyar Lor nomor 1 Surabaya.

Sekitar pukul 22.45, Muhammad Yani, ayah mendiang Rio, mendapat kabar jenazah putranya sudah berada di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji, Sukolilo, Surabaya.

Yani menemukan adanya kejanggalan. Pria yang menjabat sebagai Kepala SPKT Polsek Kutorejo itu mendapati sejumlah luka di wajah dan leher putranya. Bibir korban pecah dan mukanya lebam. Di kamar mayat, mulut korban juga masih terus mengeluarkan darah.

Kondisi tersebut dinilainya tidak akan muncul apabila korban meninggal karena terjatuh dari kamar mandi sebagaimana yang disampaikan pihak kampus padanya.

"Saya melihat kondisi mayat seperti itu sudah pasti ada penganiayaan. Kalau dibilang jatuh di kamar mandi jelas tidak masuk akal," tukasnya.

Atas kejanggalan tersebut, pihaknya melapor ke Polsek Gununganyar pada Senin (6/2/2023) dini hari. Jenazah korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk dilakukan visum luar. 

"Waktu itu hanya divisum luar, terus ini kita visum dalam," cetus polisi berpangkat Aiptu tersebut.

Yani bersama petugas kepolisian juga datang ke kampus yang berada di Jalan Gunung Anyar, Surabaya. 

"Terlihat dalam rekaman CCTV, terlihat putra saya disuruh masuk sama seniornya yang di luar ke kamar mandi. Dugaan saya di kamar mandi itu sudah ada yang menunggu," kata Yani. 

Dugaan Yani itu berdasar ketika keluar dari kamar mandi ada tiga orang seniornya. Almarhum dibopong pakai baju warna hitam. 

"Dugaan saya putra saya dianiaya di dalam kamar mandi," cetusnya lagi 

Saat ini, kasus kejanggalan kematian korban tengah didalami Polrestabes Surabaya.

Tags
Anda Sedang Membaca:

Inilah Alasan Makam Mahasiswa Pelayaran Asal Mojokerto Dibongkar

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT