Senin, 29 Mei 2023
Lifestyle

109 Tahun Kota Malang: Perempatan Rajabally, Gapura menuju Malang Baru

profile
Donny

26 Maret 2023 04:07

1.6k dilihat
109 Tahun Kota Malang: Perempatan Rajabally, Gapura menuju Malang Baru
Perempatan Rajabally, saksi pembangunan Kota Malang dan riwayatnya kini. Sabtu, (25/3/2023) (Terakota.id / SJP)

Kota Malang, SJP - Kota Malang tidak pernah kehabisan pesona heritagenya. Sebagai salah satu kota yang bersejarah sejak masa kerajaan, masa kolonial hingga masa revolusi kemerdekaan, menjadikan Kota Malang sebagai kota yang memiliki banyak sekali peninggalan heritage.

Nuansa kolonial dapat dirasakan saat mengunjungi pusat Kota Malang.

Dimulai dari pesona Gedung Sarinah, Hotel Heritage Riche dan Hotel Pelangi, hingga jajaran pertokoan dan bangunan lawas di sepanjang koridor Kayutangan Heritage.

Salah satu bagian dari kekayaan heritage yang sampai hari ini berdiri gagah walaupun telah mengalami berbagai perubahan fungsi adalah gedung kembar yang berada di perempatan Rajabally.

Jika diamati, bangunan di sebalah selatan dan utara perempatan Rajabally tersebut berbentuk seperti pintu gerbang yang menghubungkan ke Jalan Semeru.

Bangunan tersebut dirancang pada tahun 1936 oleh seorang arsitek Belanda bernama Karel Bos.

Diketahui jika inspirasi Karel pada saat itu dalam menggarap model gedung ini adalah karena ia dikaruniai 2 anak kembar.

Bangunan lama tersebut berarsitektur Nieuwe Bouwen yang memiliki menara pada setiap bangunan dan mempunyai fungsi sebagai menara pengintai atau pemantau.

Gaya bangunan tersebut dipakai guna mengutamakan aspek fungsional untuk mengadaptasi iklim Kota Malang serta ketersediaan bahan dan teknologi yang ada.

Ternyata ada fakta menarik dari latarbelakang dibangunnya kedua gedung tersebut, yaitu sebagai gapura atau pintu gerbang yang menghubungkan Malang lama menuju Malang baru.

Seperti diketahui, pasca Malang menjadi Kotapraja tahun 1914, pembangunan sangat masif dilakukan oleh pemerintah Kolonial Belanda.

Kawasan sebelah barat dari daerah Kayutangan menjadi salah satu pusat pembangunan dengan dibangunnya perumahan elit, sekolah, pusat olahraga hingga pacuan kuda.

"Bangunan di sebelah barat itu kawasan baru, sehingga pemerintah kolonial Belanda membuat bangunan ikonik yang bertindak sebagai gapura. Seolah mengantarakan Malang lama ke Malang baru," ujar Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, Agung H Buana, dilansir dari Merdeka.com.

Pasca 1914 (Malang menjadi Gemeente), orientasi pembangunan memang diarahkan ke  Kota Malang bagian barat, dan gedung kembar di perempatan Rajabally tersebut bagian dari rencana strategis itu.

Gedung sebelah utara pada awalnya difungsikan sebagai Toko Buku Boekhandel Slutter-C.C.T van Dorp Co.

Kemudian namanya dirubah menjadi Rajabally (sebuah perusahaan jasa penukaran uang). Nama Rajabally (Rajab Ally) pun begitu melekat di masyarakat, sehingga kawasan itu dikenal sebagai perempatan Rajabally sampai sekarang.

Bangunan di sebelah selatan awalnya difungsikan sebagai toko emas Juwelier Tan dan kemudian menjadi sebuah perkantoran bank swasta hingga saat ini.

Jika dahulu dapat terlihat pemandangan Pegunungan Putri Tidur di latar belakang kedua bangunan ini, hari ini tidak.

Banyaknya bangunan baru yang lebih tinggi mengubur keindahan pemandangan tersebut.

Meskipun pada awalnya dibangun secara bersamaan, ternyata masing-masing gedung memiliki sejarah dan status yang berbeda. 

Status gedung bagian selatan telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Sementara bangunan sisi utara masih masuk status Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCG).

Saat ini kedua gedung tersebut telah disulap menjadi cafe elit bertema heritage, di sebelah selatan bernama Bali Cafe Malang sedangkan gedung sebelah utara menjadi Lafayette Coffee & Eatery.

Terlepas dari penggunaannya hari ini, gedung bersejarah tersebut masih tidak kehilangan nilai historisnya. Sebagai sepasang gedung yang pernah menjadi saksi peradaban Kota Malang. (*)

Penulis: Donny Maulana

Editor: Vebriansyah

Tags
Anda Sedang Membaca:

109 Tahun Kota Malang: Perempatan Rajabally, Gapura menuju Malang Baru

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT