Minggu, 28 Mei 2023
Lifestyle

Cerita Bilal, Perajin Barong di Banyuwangi yang Penuh Keterbatasan

profile
Ikhwan

11 Februari 2023 06:48

243 dilihat
Cerita Bilal, Perajin Barong di Banyuwangi yang Penuh Keterbatasan
Mustaqbilal saat mengerjakan pesanan barong, Jumat (10/2/2023).

Banyuwangi, SJP - Suara patuk alat pahat dan desingan gergaji mesin menghiasi keseharian Mustaqbilal. Sekilas seperti biasa kesibukan seorang perajin mengerjakan pesanan.

Saat melihat dari dekat, tampak perbedaan pria yang akrab dipanggil Bilal ini dengan perajin barong lainnya.

Sebuah palu ia ikatkan pada lengannya., sementara alat pahat dipegang di tangan kiri yang masih utuh. Untuk gergaji dia menggunakan yang model portable.

Ya..penyandang difabel ini kesehariannya memang berprofesi sebagai perajin barong di Banyuwangi.

Pria berumur 41 tahun ini membuktikan keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk hidup mandiri dan menghasilkan karya yang menarik.

Kepada Suarajatimpost ayah satu anak ini bercerita dia belajar memahat sejak 20 tahun lalu. Belajar secara otididak dari melihat kerja kakaknya yang juga merupakan ahli pahat.

Kemudian dia mencoba melakukan sendiri dengan membuat karya-karya miniatur barong ukuran kecil. 

Tak disangka rupanya karya yang dia buat disukai banyak orang. Apresiasi dari masyarakat membuatnya semakin termotivasi.

"Dulu minatur kecil-kecil ada yang suka lalu dibeli dengan harga Rp 5 ribu," kata pria ini mengenang awal berkarya.

Pada mulanya, Bilal mengaku kesulitan menggunakan alat-alat pahat itu. Lagi-lagi kendalanya adalah fisiknya yang tak utuh.

Namun seiring berjalannya waktu dia menemukan formula tepat sehingga pengerjaan karya semakin mudah.

"Awalnya ya perlu penyesuaian. Saat ini sudah lancar. Ini saya kerjakan sendiri. Dulu awal-awal proses pembuatan bisa sampai 10 hari, saat ini empat hari sudah selesai bahkan sampai tahap finishing," ujarnya.

Untuk beberapa model barong, lanjut Bilal, tidak bisa dilakukan sendirian. Salah satunya adalah Barong Kumbo khas Banyuwangi.

Alasannya karena ukuran barong yang terlalu besar sehingga pemotongan harus menggunakan gergaji mesin ukuran besar pula.

"Dulu pernah dapat job mengerjakan Barong Kumbo,. Pengerjaannya lumayan berat," tutur Ketua Seni Jaranan Lingkungan Karangasem, Kelurahan Bakungan ini.

Untuk jenis barong yang cukup mudah dan sering ia kerjakan, adalah Barong Devil dan Barong Macanan. 

Tentang jumlah orderan, Bilal mengaku setiap bulan bervariatif. Paling banyak pernah mencapai 10 order dalam sebulan.

Pesanan barong ini tidak hanya berasal dari lokal Banyuwangi, bahkan pernah hingga dari Papua.

"Kalau pas sepi ya sepi banget kayak pas corona. Pas ramai ya lumayan. Untuk harga bervariatif untuk Barong Devil dan Barong Macanan antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Barong Kumbo Rp 12 juta," bebernya.

Saat orderan barong sepi, biasanya Bilal mengerjakan miniatur dan souvenir. Biasanya itu orderan dari toko-toko artshop. 

"Untuk souvenir dihargai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per satuan," kata dia.

Saat ditanyai tentang pengalaman berharga, Bilal menyebut saat diadakannya World Surf League (WSL) di Banyuwangi pada tahun 2022 lalu. 

Foto : Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menyerahkan Trophy Barong pada pemenang WSL (dok humas pemkab)

Tropi barong yang dipersembahkan kepada peselancar kelas dunia itu adalah hasil karya yang ia buat.

"Bentuknya barong dan saya bangga karena jadi tropi untuk pemenang lomba selancar kelas dunia," cetusnya.

Namun rupanya Bilal juga mengaku memiliki pengalaman buruk. Sekitar tahun 2009 dia ditipu oleh salah satu kenalannya. 

Awalnya diajak kerja ke Kalimantan dan dijanjikan sebagai penjaga toko kitab. Setiba di Kalimantan ternyata dia justru dipekerjakan sebagai pengemis. Hal yang bertolak belakang dengan jiwanya.

Ia tidak bisa melawan karena mendapat ancaman. Untunglah dalam satu momen dia akhirnya bisa melarikan diri dan pulang ke Banyuwangi.

"Dulu diminta ngemis setiap hari saya hanya bisa nurut. Saya ga diberi uang cuma diberi makan,. Syukurlah akhirnya bisa lolos dan berkat bantuan orang akhirnya bisa pulang ke Banyuwangi," tandasnya. (Ikhwan)

Editor: Noordin Djihad

Tags
Anda Sedang Membaca:

Cerita Bilal, Perajin Barong di Banyuwangi yang Penuh Keterbatasan

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT