Keren, Warga Banyuwangi Bikin Inovasi Sabun Berbahan Limbah Buah dan Sayur

12 Februari 2023 08:42

Banyuwangi, SJP - Warga Banyuwangi memiliki cara unik dalam menangani permasalahan sampah di wilayahnya.
Contohnya dengan memanfaatkan limbah buah dan sayur untuk dijadikan bahan pembuatan sabun.
Kelompok yang menginisiasi inovasi ini adalah Yayasan Eco Laku Lestari Migunani. Tempatnya berjarak sekitar 50 meter dari Lapangan Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi.
Pengurus Yayasan Eco Laku Lestari, Yasmin bercerita ada serangkaian proses panjang sebelum limbah itu jadi sabun.
Produk sabun dibuat dengan cara sederhana, namun tidak mudah. Membuat sabun ekoenzim membutuhkan kesabaran.
Pertama limbah buah dan sayur itu diproses menjadi ekoenzim. Hasil fermentasi itulah yang kemudian dijadikan sebagai salah satu bahan baku pembuatan sabun.
"Untuk proses fermentasi ekoenzim saja butuh waktu sekitar tiga bulan," kata Yasmin.
Itu baru proses fermentasinya saja. Proses pembuatan sabun membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan. Lama waktu itu paling banyak untuk menunggu sabun menjadi padat dan siap pakai.
Yasmin menjelaskan, ekoenzim dibuat dengan memanfaatkan limbah buah dan sayur yang diproduksi dari dapur yayasan.
Yayasan yang berada di Jalan Samarinda, Kecamatan Kalipuro itu memiliki area seluas sekitar 3 hektare
Di sana berdiri aneka macam pohon, termasuk tanaman buah dan sayur.
Buah dan sayur itu biasa dipanen untuk keperluan sehari-hari. Sisa dari makanan itu kemudian difermentasi untuk menjadi ekoenzim.
Untuk membuat ekoenzim, Yasmin mencampur limbah buah dan sayur dengan air serta molase. Campuran itu kemudian didiamkan selama tiga bulan sebelum disaring.
Foto : Proses penyaringan cairan ekoenzim sebelum dijadikan sabun
Hasil saringan fermentasi itulah yang dipakai sebagai salah satu bahan pembuatan sabun ekoenzim.
Untuk membuat sabun ekoenzim, barang-barang yang dibutuhkan cukup sederhana.
Selain ekoenzim, bahan lain yang dibutuhkan hanya Natrium Hidroksida (NaOH) dan minyak kelapa
Bila ingin memiliki aroma khas, bahan itu bisa dicampur dengan minyak esensial sesuai selera.
Bahan-bahan itu dicampur dengan takaran yang pas kemudian ditaruh dalam cetakan dalam bentuk agak kental
"Cetakan nanti didiamkan selama sekitar 1,5 bulan hingga padat. Setelah itu, baru bisa dipakai," kata Yasmin.
Yasmin menyebut, sabun ekoenzim bukanlah produk yang baru. Hanya saja, peminatnya masih terbatas.
Yayasan yang bergerak di bidang lingkungan itu sudah dua bulan memproduksi sabun ekoenzim.
Sabun-sabun produksi yayasan dimanfaatkan sebagai cinderamata untuk pengunjung yang datang ke sana.
Pihak yayasan juga membuka praktik pelatihan membuat sabun ekoenzim untuk pelajar dan mahasiswa
Cara ini dilakukan untuk mengenalkan sabun yang ramah lingkungan, sekaligus mengampanyekan gerakan peduli lingkungan kepada khalayak.
Sabun ekoenzim berbeda dengan sabun-sabun buatan pabrik yang beredar di pasaran.
Maka dari itu, pihak yayasan ingin memopulerkan kembali penggunaan sabun ekoenzim kepada masyarakat luas.
Hasilnya kini, mulai banyak mahasiswa yang datang ke yayasan untuk belajar membuat produk tersebut.
Sri Mulyaningsih, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Banyuwangi, sengaja datang ke yayasan itu untuk belajar membuat sabun ekoenzim bersama rekan-rekannya.
Sebelum datang ke sana, Mulyaningsih mengaku sekadar tahu soal sabun ekoenzim. Dia baru mendalaminya setelah datang ke yayasan.
"Ternyata cara membuatnya mudah. Hanya saja butuh waktu lama untuk sabunnya siap dipakai," kata dia.
Setelah mengenal lebih dalam soal sabun itu, Mulyaningsih mengaku tertarik untuk membuatnya di rumah.
Ia juga berencana memakai sabun ekoenzim untuk sehari-hari.
"Kan soalnya sabun ini ramah lingkungan. Juga katanya bagus untuk kulit. Jadi tertarik. Daripada pakai sabun pabrikan yang pakai bahan kimia," tutur dia. (Mohammad Ikhwan)
Editor: Doi Nuri
Tags
Keren, Warga Banyuwangi Bikin Inovasi Sabun Berbahan Limbah Buah dan Sayur
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah