Pemerintahan

Kadiskopindag Kota Malang: Pendapatan Retribusi Pasar Bergantung Revitalisasi

26 Mei 2023 08:25

1.3k dilihat

Kadiskopindag Kota Malang: Pendapatan Retribusi Pasar Bergantung Revitalisasi

Pasar Blimbing salah satu pasar yang belum membuat E-Retribusi. (Michele Sima/SJP

Kota Malang, SJP - Pemerintah Kota Malang sedang aktif melaksanakan program pembaruan pasar dengan intensitas yang tinggi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan pendapatan dari pungutan retribusi pasar.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengakui, dari total 26 pasar di Kota Malang, masih banyak peluang yang belum dimaksimalkan dalam pengumpulan retribusi.

Menurutnya, hal ini karena sebagian besar pasar masih belum mengalami peremajaan atau perbaikan yang memadai.

"Meskipun target potensial pendapatan kita sebesar Rp10 miliar, melihat mayoritas pasar belum direvitalisasi secara optimal, sehingga masih banyak aspek yang perlu diperhatikan dengan lebih baik. Karena itu, penerimaan saat ini masih sejalan dengan situasi yang ada," kata dia.

Menurut Eko, pendapatan dari retribusi pasar di Kota Malang saat ini mencapai Rp 7,2 miliar dari target Rp 10 miliar.

Dia menjelaskan, salah satu faktor peningkatan pendapatan tersebut adalah penggunaan sistem E-Retribusi.

Sayangnya hingga saat ini, sistem E-Retribusi hanya diterapkan pada pasar-pasar yang sudah mengalami revitalisasi.

"Oleh karena itu, melalui program-program revitalisasi pasar, harapannya dapat meningkatkan pendapatan dari retribusi pasar," ujarnya.

Kendati demikian, Eko dengan terbuka mengungkapkan masih ada beberapa pasar, seperti Pasar Besar, Pasar Gadang, dan Pasar Blimbing, yang belum mengimplementasikan sistem E-Retribusi.

"Meskipun pasar-pasar tersebut memiliki potensi pendapatan retribusi yang tinggi, saat ini masih menggunakan sistem pembayaran berbasis karcis," kata Eko.

Hingga saat ini, lanjut Eko, Pasar Besar, Pasar Gadang, dan Pasar Blimbing belum mengadopsi sistem E-Retribusi meski memiliki potensi pendapatan yang cukup tinggi.

"Diantara ketiga pasar yang memiliki pendapatan retribusi paling rendah adalah Pasar Embong Brantas. Pasar tersebut merupakan pasar kecil dengan jumlah retribusi yang hanya beberapa ribu rupiah," paparnya.

Dalam konteks tersebut, Eko menjelaskan bahwa melalui program revitalisasi pasar, Pemerintah Kota Malang akan memberikan fasilitas-fasilitas kepada masyarakat, seperti kebersihan, keamanan, dan kondisi pasar yang lebih baik.

Tujuan dari peningkatan kualitas pasar ini, agar dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berbelanja di pasar dan secara langsung mendukung peningkatan pendapatan dari retribusi.

"Pemerintah meyakini pemberian fasilitas kepada masyarakat memiliki dampak positif dan mendukung peningkatan pendapatan retribusi. Dengan revitalisasi pada seluruh pasar, diharapkan pendapatan retribusi pasar akan meningkat secara signifikan," harapnya.

Eko menjelaskan, karena adanya keseimbangan antara pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan pendapatan yang diterima dari retribusi pasar.

Terakhir, Eko menekankan pentingnya pembayaran retribusi pasar para pedagang yang memanfaatkan dan menikmati fasilitas pemerintah.

Oleh karena itu, dia menganggap pengawasan terhadap penggunaan fasilitas pasar sangat penting untuk mencegah potensi kebocoran pendapatan retribusi yang saat ini masih terjadi karena sebagian besar pasar masih menggunakan sistem karcis.

"Sebenarnya bukan suatu kebocoran karena pada hari Sabtu dan Minggu, terjadi peningkatan aktivitas jual beli di pasar sehingga banyak lapak yang dibuka," tegas dia.

Namun, masih kata Eko, pada hari Jumat, banyak pedagang yang memilih untuk tutup. Sehingga tidak memungkinkan menarik retriuusi.

"Tidak mungkin kami mengenakan retribusi pada hari Jumat, karena retribusi dikenakan kepada mereka yang benar-benar memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, yaitu mereka yang membuka lapak di pasar," tandasnya.(*)

Pewarta: Michele Sima
Editor: Doi Nuri