Siaga Banjir, BPBD Kota Malang Tambah Alat Pendeteksi Banjir. Ini Lokasinya!

06 April 2023 16:18

Kota Malang, SJP - Kota Malang sedang memasuki musim penghujan. Tidak jarang, banyak dijumpai titik-titik rawan banjir di beberapa wilayah.
Hal ini harusnya menjadi perhatian lebih untuk Pemerintah Kota Malang dalam mengantisipasi potensi banjir ini agar tidak sampai menelan korban jiwa dan kerusakan materil yang signifikan.
Selain upaya preventif seperti program revitalisasi ruang terbuka hijau dan daerah serapan, upaya siaga lain juga perlu digalakkan.
Dalam hal ini, BPBD Kota Malang mulai bereaksi dengan fenomena banjir yang belakangan kerap terjadi di beberapa titik di Kota Malang.
BPBD Kota Malang melihat adanya potensi banjir tersebut masih belum selaras dengan kesiap siagaan masyarakat.
Hal ini memang tidak dapat dipungkiri salah satu instrumen siaga banjir di Kota Malang juga masih sangat minim.
BPBD Kota Malang kemudian segera melakukan penambahan alat pendeteksi banjir di beberapa titik yang rawan banjir.
"Awalnya pada tahun 2020 Early Warning System (EWS) Banjir di Kota Malang hanya berjumlah 6 unit, kemudian di tahun 2022 berdasar usulan masyarakat melalui musrenbang dan berdasarkan beberapa titik banjir yang belum terpantau (masih 6 titik dari 28 titik) yang sudah terpasang unit, akhirnya BPBD akan menambah unit di beberapa titik prioritas," ungkap Staff BPBD Kota Malang, Sofyan.
Selain adanya usulan dari masyarakat yang disampaikan lewat musrenbang, BPBD Kota Malang memang menganggarkan penambahan alat pendeteksi banjir ini untuk beberapa titik yang rawan banjir di Kota Malang.
"6 titik awal yang sudah terpasang ada di Bareng, Sudimoro, S Parman, Sawojajar, Bukit Barisan, dan di Galunggung. Sedangkan penambahannya rencananya ada 7 titik di Gang 12 Lesanpuro, Taman Piranha Indah Jalan Ahmad Yani, Showroom Daihatsu Jalan Sunandar Prio Sudarmo, Kampung Putih, Muharto, Tanjungrejo dan UMM," lanjutnya.
Seperti diketahui, alat pendeteksi banjir ini dilengkapi dengan sensor ultrasonik dengan jangkauan sekira kedalaman 10 meter.
Ketika ada perubahan tunggi muka air, di dalam program ardoino sudah diatur beberapa status, seperti waspada dan awas.
"Ketika status sudah masuk tingkat awas, artinya penaikan muka air sudah melebihi badan sungai. Secara otomatis sirine di alat akan berbunyi dan akan menginformasikan ke warga sekitar," tambah Sofyan.
Akan tetapi, alat ini juga tidak luput dari kelemahan dan indikator efektivitas yang masih belum terhitung.
"Belum pernah ada indukator efektivitas secara umum, karena di kota lain juga masih sangat minim. Selain itu kelemahannya juga karena berbasis jaringan, jadi jika ada kendala jaringan, pengiriman informasi kadang telat. Ya saya rasa itu kekurangan teknis dari sebuah teknologi," lanjutnya.
Sofyan juga menyinggung tentang keamanan unit terhadap masyarakat serta potensi bahaya korsleting pada saat terjadinya genangan air.
"Keamanan sudah dijamin, karena menggunakan tiang yang tingginya 6 meter. Sehingga tidak bisa dijangkau manusia. Akan tetapi karena alat menggunakan panel surya, ini bisa jadi rentan dicuri oleh orang yang tidak bertanggungjawab karena harganya yang lumayan mahal," sambungnya.
Proses maintenance dan kontroling tetap dilakukan oleh BPBD Kota Malang dalam pengawasan unit siaga banjir ini.
"Jika terjadi korsleting akan ada tim teknisi dari rekanan jika terjadi kendala, kerusakan atau masalah. Maintenance selalu dilakukan 24 jam jika ada kerusakan akan langsung terdeteksi di indikator monitor teknisi," pungkasnya. (*)
Pewarta: Donny Maulana
Editor: Doi Nuri
Tags
Siaga Banjir, BPBD Kota Malang Tambah Alat Pendeteksi Banjir. Ini Lokasinya!
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah