Rabu, 31 Mei 2023
Peristiwa Nasional

BMKG Sebut Indonesia Tidak Terdampak Gelombang Panas Asia

profile
Doi

26 April 2023 11:02

1.6k dilihat
BMKG Sebut Indonesia Tidak Terdampak Gelombang Panas Asia
Isu gelombang panas beberapa waktu terakhir, disikapi BMKG dengan memastikan bahwa Indonesia tidak mengalami gelombang panas Asia. Rabu (26/4/2023). (suara.com)

Nasional, SJP – Badan Klimatologi Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan, jika cuaca panas yang terjadi di banyak daerah Indonesia saat ini bukan karena gelombang panas Asia.

Para pakar iklim menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat
ini, masih berkontribusi menjadikan gelombang panas.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati melalui siaran pers hari ini, Rabu (26/4/2023) mengatakan jika suhu panas bulan April di wilayah Asia secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu
matahari.

"Namun lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya," kata Dwi.

Dwi menjelaskan, suatu kondisi dikatakan terjadi Gelombang Panas?Dapat dijelaskan melalui dua penjelasan yang saling melengkapi, yaitu penjelasan secara karakteristik fenomena dan penjelasan secara indikator statistik suhu kejadian.


Yang pertama, diterangkan Dwi, secara karakteristik fenomena, Gelombang Panas umumnya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi Bagian Utara maupun di belahan Bumi Bagian Selatan, pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar, atau wilayah kontinental atau sub-kontinental.


Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator, dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas. Gelombang panas biasanya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area dengan luasan yang besar secara persisten dalam beberapa hari, yang berkaitan dengan aktifitas gelombang Rossby di troposfer bagian atas.


Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menekan udara permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhu permukaan meningkat karena umpan balik positif antara massa daratan dan atmosfer.


Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain mengalilr masuk ke area tersebut.


Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area karena umpan balik positif antara daratan dan atmosfer, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.


Yang kedua, secara indikator statistik suhu kejadian, "Heat Wave" atau Gelombang Panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa yang berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO).


Selain itu untuk fenomena cuaca termasuk sebagai kategori gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.


Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas.


"Suhu panas di Indonesia bukan Gelombang Panas, dan suhu maksimum harian sudah mulai turun. Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam dengan dua penjelasan diatas secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," ujar Dwikorita. (**)

Pewarta: Doi Nuri
Editor: Redaksi 

Tags
Anda Sedang Membaca:

BMKG Sebut Indonesia Tidak Terdampak Gelombang Panas Asia

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT