Pesan Adhie Masardi ke Menag Baru Yaqut Cholil

23 Desember 2020 18:57

JAKARTA
— Presiden Joko Widodo resmi menunjuk Menteri Agama (Menag) baru Yaqut Cholil
Qoumas menggantikan Fachrul Rozi. Penunjukkan Yaqut Cholil disebut Koordinator
Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Masardi tepat.
Menurut
Adhie, Yaqut yang menjabat Ketua Umum GP Ansor merupakan salah satu dari basis
pendukung militan Joko Widodo. GP Ansor sendiri merupakan badan otonom yang
berada di bawah Nahdatul Ulama (NU), yang juga sama – sama menjadi bagian dari
pendukung militan Presiden Joko Widodo.
“Wajar,
bahkan sebetulnya sangat terlambat Presiden Joko Widodo membagi sedikit kue
kekuasaan kapada Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas,” ujar Adhie Masardi melalui
rilis yang diterima suarajatimpost.com pada Rabu petang (23/12/2020).
Eks
juru bicara Presiden era Gus Dur ini juga menyebut, Banser lembaga otonom yang
dibawahi GP Anshor kerap memasang badan, bahkan secara fisik menghadapi
kritikan dari sejumlah pihak.
“Tapi
kue kekuasaan yang diberikan rezim kepada kader Ansor sangat tak sebanding
dengan cemoohan publik yang diterima mereka. Posisi basah di BUMN (komisaris
dan direksi), misalnya, justru hanya diberikan kepada para pendukung Presiden
Widodo yang berjuang sambil berbaring lewat media daring sebagai buzzer,”
katanya.
Adhie
mengaku kenal dekat dengan Yaqut, adik kandung Yahya Cholil Staquf, koleganya
sesama juru bicara presiden era Gus Dur. Yahya Staquf, adalah putra KH Muhammad
Cholil Bisri, salah satu pendiri PKB yang kini menjabat Katib Aam PBNU.
Sebagai
teman, deklarator KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) ini mengingatkan
Yaqut agar tetap cerdas dan baik-baik menjaga integritas.
“Jangan
ikut arus pragmatisme karena sebagai tokoh muda NU masa depan politik Yaqut
masih panjang. Ingat, Menteri Agama RI itu menterinya semua umat beragama warga
negara RI. Bukan hanya umat Islam, apalagi Nahdliyin semata,” tutur Adhie.
Adhie
Masardi juga menasehati Yaqut sebagai kader NU untuk mengingat riwayat lahirnya
NU.
“Cikal-bakal
NU itu adalah Komite Hijaz, kepanitiaan kecil pimpinan KH Wahab Hasbullah
(1924-1925) untuk berdialog dengan Raja Arab Saudi Ibnu Saud, sebagai merespons
atas ancaman kebijakan antipluralitas mazhab Wahabi yang diberlakukan di Hijaz
(Mekkah dan Madinah),” paparnya.
“Utamakan
dialog, karena, seperti sering dinasehatkan Gus Dur, tidak ada masalah yang
tidak bisa diselesaikan dengan dialog,” imbuhnya.
Dia
menambahkan, umat beragama di Indonesia ini sudah letih diadu-domba antaragama
maupun antarumat beragama, sementara ekonomi umat dibiarkan morat-marit.
“Intinya,
siapa pun dia, apa pun agamanya, jika melakukan tindak pidana yang ada deliknya
di KUHP, serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Jangan gegara aparat
tak bisa negakkan keadilan, tindak pidana yang dilakukan seseorang atau suatu
kelompok dikaitkan dengan agama yang dianutnya,” terangnya.
“Buktikan
bahwa kader NU itu jika diberi amanah (jabatan) akan dijalankan demi,
semata-mata, kemaslahatan bangsa,” tandasnya.
Tags
Pesan Adhie Masardi ke Menag Baru Yaqut Cholil
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah