Pernah Ditembak Orang Tak Dikenal , Seorang Aktivis Maju Jadi Calon Anggota Legislatif di Kabupaten Malang

12 Mei 2023 12:40

Kabupaten Malang,SJP-Nama Abdul Qodir bukanlah nama yang asing bagi sebagian kalangan. Terutama bagi kalangan pejabat publik, swasta, hingga birokrat negara setingkat nasional.
Bukan karena hubungan kemitraan yang harmonis, namun karena Abdul Qodir dikenal lantang bersuara, sebagaimana seorang aktivis sosial, di kalangan dunia pergerakan, namanya cukup santer dibicarakan.
Tak jarang, sebagian kalangan menganggap kelantangannya bersuara sebagai sebuah ancaman bagi pihak lain. Namun baginya, itu menjadi sebuah kewajiban. Terlebih tanggung jawab moral sebagai manusia dalam bersosial.
"Setidaknya kita bisa terus berusaha berbuat baik, semampu yang kita bisa. Cara saya mungkin hanya dengan mengeraskan suara. Perjuangkan apa yang menjadi keresahan dari pupusnya harapan rakyat, harus tersampaikan," ujar pria yang akrab disapa Adeng ini.
Mengadvokasi permasalahan yang bersinggungan dengan kepentingan masyarakat bukanlah hal baru baginya, namanya tak pernah absen dari pembahasan. Tujuannya, menyuarakan keadilan dan kebenaran yang diyakini tanpa membenarkan sebuah kesalahan.
Bahkan tak jarang, aksinya mengawal kepentingan masyarakat itu pun berimbas pada datangnya intimidasi. Atas segala aksinya, ia mengaku banyak mendapat ancaman dari berbagai pihak.
Ancaman itu tentu datang dari pihak-pihak yang merasa terancam atas hal yang disuarakan dalam memperjuangkan keadilan. Terutama atas aksinya yang lantang menyuarakan apa yang menjadi hak rakyat untuk didapatkan.
Bahkan pada tahun 2009, saat pria asal Probolinggo Jawa Timur ini mengungkap kasus korupsi dana bantuan untuk korban bencana angin puting beliung yang terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Dari hasil aksinya tersebut tiga orang pejabat di Pemkab Probolinggo menjadi tersangka di kepolisian, bahkan dirinya menjadi korban penembakan orang tak dikenal atas kasus yang dikawalnya pada tahun 2009 silam. Peluru menembus pipi di bawah pelipis sebelah kanan, untung nyawanya masih tertolong. Dia pun juga harus masuk bui selama beberapa hari atas aksi yang dilakukan dalam menyuarakan kepentingan rakyat.
Adeng mengaku bahwa menempuh jalan petarung untuk kepentingan rakyat bukan tanpa alasan, karena ia terinspirasi dari tokoh besar bangsa Indonesia Ir. Sokerano atau Bung Karno, ayahanda dari Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan yang tetap konsisten membawa ajaran dan perjuangan Bung Karno hingga saat ini.
"Saya ini pengagum Bung Karno, dan sebagai pengagum Bung Karno, maka saya dilahirkan sebagai petarung, dan yang namanya petarung dia harus siap dengan 3B, yaitu siap dibui, dibuang, bahkan dibunuh", tegas Adeng kepada suarajatimpost.com, Jumat (12/6/23).
Dirinya berpendapat, bahwa berjuang itu tak selamanya harus dilakukan sebagai aktivis dengan turun ke jalan. Namun, ada sebuah sistem yang menurutnya perlu untuk diselami dan dijelajahi.
"Lantang di luar, harus juga lantang di dalam, hal itu sebagai bentuk konsistensi perjuangan". Ucap Adeng.
Menurut Adeng, dalam tata kelola dan penyelenggaraan negara, ada sebuah sistem yang sudah terbentuk. Yang terkadang di dalamnya, ada beberapa hal yang tak menemukan kata sepakat bersama rakyat.
Hal itu lah yang melatar belakangi dirinya untuk masuk pada sistem tersebut. Mencoba menyelami dan mencermatinya. Masuk ke dalam sistem yang di dalamnya juga berpengaruh pada apa yang selama ini diperjuangkan.
"Aktivis kalau turun di jalan, sudah saya jajaki. Tentu sudah saatnya saya selami sistem yang berjalan saat ini. Agar paham betul bagaimana cara kerja sistem yang berjalan dalam menyaring aspirasi yang biasanya kami perjuangkan, sistem harus bergerak untuk kemakmuran rakyat, setidaknya itu keyakinan yang akan saya terus perjuangkan sebagai politisi," jelas Adeng.
Pada gelaran Pemilu pada Februari 2024 mendatang, ia akan turut andil. Namannya sudah diputuskan untuk maju sebagai calon legislatif oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Adeng memilih berlabuh di PDI Perjuangan tanpa alasan, menurutnya PDI Perjuangan merupakan partai yang mewakili suara rakyat, bukan juga partai baru, namun partai yang pernah mengalami era seperti era waktu dirinya menjadi seoarang aktivis. Di intelin, digebukin hingga selalu dicurigai setiap gerak-geriknya oleh rezim saat itu.
Dengan persiapan yang matang, ia mengaku secara lahir batin akan tegak lurus terhadap apa yang diperjuangkannya sejak lama. Amanah rakyat tidak boleh dihianati.
"Ini sebuah amanah, menjalankannya tentu tidak mudah. Mengutip apa yang menjadi motto Ganjar Pranowo, tuanku ya rakyat, jabatan hanyalah mandat. Perjuangan harus dilanjutkan. Pergerakan tetap akan saya lakukan meski ada di dalam sistem," pungkasnya.
Saat ini, nama Abdul Qodir telah resmi didaftarkan sebagai Bacaleg DPRD Kabupaten Malang untuk daerah pemilihan (dapil) 5. Yakni untuk wilayah Kecaamatan Wagir, Dau, Pujon, Ngantang dan Kasembon. (*)
Pewarta: Nusa
Editor: Doi Nuri
Tags
Pernah Ditembak Orang Tak Dikenal , Seorang Aktivis Maju Jadi Calon Anggota Legislatif di Kabupaten Malang
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah